Nama Mahasiswa : Fina Nahdiyya
Hari/Tanggal CRS : Selasa/21
September 2015
Judul
Buku/Artikel/Dokumen :
Dasar-Dasar Pendidikan
Penulis
Buku/Artikel/Dokumen : Ki Hajar
Dewantara
Dasar-Dasar
Pendidikan
Menurut
Ki Hajar Dewantara pengajaran sama artinya dengan pendidikan yaitu memberi ilmu
atau pengetahuan, serta juga memberi kecakapan kepada anak-anak, yang
kedua-duanya dapat berfaedah untuk hidup anak-anak, baik lahir ataupun batin. Walaupun
bermacam-macam maksud, tujuan, cara, bentuk, syarat-syarat dan alat-alat
didalam proses pendidika itu, akan tetapi nyatalah, bahwa pendidikan yang
berhubungan dengan aliran-aliran hidup yang berbagai jenis itu, ada pula
dasar-dasar yanng sama.
Pendidikan
itu hanyalah tuntutan hidup bagi setiap manusia. Meskipun demikian tetapi perlu
juga sesuai dengan keadaan masing-masing anak. Tidak sedikit anak-anak yang ada
dasarnya sudah mempunyai sifat yang positif, tetapi karena pengaruh-pengaruh
keadaan yang buruk, hilanglah sifat positi tersebut, begitu juga sebaliknya.
Pendidikan
juga harus mempunyai syarat-syarat tertentu agar dapat mencapai hasil yang
maksimum dan teratur. Pendidikan yang teratur yaitu pendidikan yang bestandar
atas pengetahuan, yang dinamakan ilmu pendidikan. Ilmu ini tidak berdiri
sendiri, akan tetapi masih memakai ikmu-ilmu lainnya yang dinamakan ilmu
syarat-syarat pendidikan.
Ajaran Ki Hadjar Dewantara
diterapkan pendidikan yang humanis yaitu memanusiakan manusia yang berbudaya
dan berkembang secara kognitif (daya cipta), afektif (daya rasa), dan konatif (
daya karsa). Dengan kata lain prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara adalah to
educate the head, the heart, and the hand.
Guru
yang hebat mempunyai keunggulan, baik dalam mengajar maupun hubungan dengan peserta didik, dan anggota
komunitas sekolah dan pihak lain seperti dengan orang tua dan komite. Dan juga
guru harus mempunyai sikap profesionalitas yang tinggi yaitu keinginan untuk
memperbaiki diri dan mengikuti perkembangan zaman sehingga penting bagi seorang
guru untuk membangun etos kerja yang positif, menjunjung tinggi pekerjaan,
menjaga diri dalam melaksanakan pekerjaan dan keinginan untuk melayani masyarakat. Lebih jauh lagi,
guru juga harus memperhatikan penampilannya baik secara fisik, intelektual, relasi
sosial, kepribadian dan kerohanian sehingga dapat menjadi motivator bagi anak
didiknya.
Cara mengajar dan mendidik Ki
Hajar Dewantara dengan menggunakan “metode Among” dengan semboyan Tut Wuri
Handayani artinya mendorong para anak didik untuk membiasakan diri mencari dan
belajar sendiri. Mengemong (anak) berarti membimbing, memberi kebebasan anak
bergerak menurut kemauannya. Guru atau pamong mengikuti dari belakang dan
memberi pengaruh, bertugas mengamat amati dengan segala perhatian, pertolongan
diberikan apabila dipandang perlu.
Peralatan pendidikan juga tidak kalah penting ketika kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan. Peralatan yang memadai akan membantu peserta didik lebih
dan semangat ketika proses belajar serta dapat membantu peserta didik dalam
mengerjakan tugas dari guru. Namun peserta didik juga tidak bisa hanya
bergantung pada fasilitas yang disediakan, mereka juga harus bekerja secara
mandiri dan berkelompok agar terciptanya jiwa yang bertanggung jawab.
Hubungan
pendidikan juga tidak lepas dari umur. Untuk keperluan pendidikan maka umur
peserta didik dibagi menjadi 3 masa, yaituL
1.
Waktu pertama
(1-7 tahun) dinamakan masa kanak-kanak
2.
Waktu ke-2 (7-14
tahun) masa pertumbuhan jiwa-fikiran
3.
Masa ke-3 (14-21
tahun) masa terbentuknya budi pekerti
(hal 28)
Tidak seharusnya pendidik zaman sekarang berputus
asa karena menganggap peserta didik tidak bisa sedikit demi sedikt menghapus
sifat negatifnya, seperti meraka yang seharusnya mampu menjadi manusia yang
dermawan, karena pengaruh dan didikan dari luar lainnya mereka menjadi manusia
yang kikir. Namun ingatlah dengan menguasai diri dan tetap kuat maka
perlahan-lahan mereka dapat melenyapkan dan mengalahkan sifat negatif tersebut.
Penerapan asas-asas filosofi pendidikan Ki Hajar
Dewantara tidaklah merata, hanya sebagian kecil yang menerapkan asas-asas
tersebut. Itu semua tidak lepas dari kurangnya respon dan rasa nasionalisme
dari peserta didik maupun pendidik.
Ø Kalimat
esensi
1. Anak-anak
dilahirkan sebagai kertas yang telah penuh dengan tulisan.
2. Pendidikan
adalah tuntutan dalam hidup
Ø Kelebihan
bacaan
1.
Pemikiran Ki
Hajar Dewantara tentang pendidikan masih murni tidak terkontaminasi oleh
budaya, adat ataupun teknologi yang berbau negatif.
2.
Sesuai dengan
teks bacaan pemikiran Ki Hajar Dewantara sangat menjunjung tinggi pendidikan
yang adil.
Ø Kekurangan
bacaan
1.
Bahasa yang di
gunakan sulit dimengerti
2.
Bahasa yang
digunakan masih menggunakan ejaan yang belum disempurnakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar